Langsung ke konten utama

Hidup

Hidup
Djogjakarta, 23 June 2016

Gagak beranggapan hidup tak perlu diperjuangkan
Maka runtuhlah pondasi hidupnya
Merpati berseru, “Hidup adalah perjuangan!
Maka tegaklah rumah kehidupannya

Dikala suara gagak meronta-ronta
Menyuarakan kata hujatan pada Tuannya
Mencaci kehidupannya tebarkan dusta
Serukan, “Hidup ini tak adil!”

“Hidup itu adil!”
Adil dimata merpati yang bersyukur pada Tuannya
Sebab baginya hidup adalah hadiah
Begitu indah karna mampu dimaknainya



Puisi ini tercipta hampir 4 tahun lalu, menggambarkan sebuah kegundahan dalam memaknai hidup. Lalu, kuberi judul Hidup. Mengapa Hidup? Mungkin pernah terlintas pada pikiran kita tentang hidup yang kita jalani. I don't know ya, aku rasa setiap orang punya beban dan cerita hidupnya masing-masing. Inti dari puisi ini sendiri adalah mengajak kita untuk berfikir pada dua sisi yang berbeda yang saya ibaratkan sebagai Gagak dan Merpati. Mereka punya sikap yang berbeda atas hidup yang dianugerahkan dari Tuannya. 

Banyak hal yang mungkin pernah kita jumpai akan keadaan hidup yang kita bisa maknai. Sebagai contoh tentang Gagak, berkaca dari Gagak, banyak hal yang bahkan mungkin tak pernah kita syukuri dalam hidup dan terus menerus menyalahkan keadaan. In fact, it doesn't change anything. On other hands, ada sisi dimana kita menuntut diri untuk tetap bersyukur akan keadaan dan memaknai setiap peristiwa hidup sebagai proses pendewasaan dan menjadi lebih matang. That's nice because we do not burden our self into nothing, we keep productive and rejoicing our life, even more than that. 

Saya mengajak Anda untuk bisa take a position sebetulnya, hidup adalah bagian dari pilihan. Meskipun Anda telah membuat kegagalan dalam hidup, Anda tak bisa terus-terusan menyalahkan kegagalan yang pada akhirnya dia akan bersorak gembira ketika Anda semakin terjatuh dan lenyap. Saya mau mengajak Anda hidup layaknya Merpati, meski membawa pesan dan beresiko untuk mati, dia tetap memberikan yang terbaik pada dirinya. Dia berusaha untuk tetap memaknai setiap proses yang dia lalui dengan rasa syukur meski ada juga kegagalan yang membuatnya terkadang lelah untuk tetap terbang tinggi.

Life is Beautiful, isn't it? 

Last but not least, Semoga Anda memperoleh inspirasi. Semangat Pagi, Para Candu Aksara! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Tak Sampai

Ketika Ingin Berucap Pada Dunia Pesan tak sampai Ditengah kesunyian dan kegalauan, 01 Juni 2016 Sejak itu aku selalu berusaha untuk mendekat Lewat caraku yang tergolong aneh dan lambat Kucoba mendekat layaknya sepotong surat Menyampaikan pesan lewat jutaan kalimat Pernah sekali waktu ku terkapar Ditengah hujan yang deras disertai ragu yang tak luntur Bimbang, tentang isi surat yang kukirim lewat kurir Akankah kau baca atau kau buang begitu saja Entah mengapa antara percaya dan tidak Hati ini mencoba menebak-nebak Semoga saja pesan itu tersampaikan adanya Tapi, mengapa begitu lama kau balas suratnya? Sejak itu pula aku mulai meragu Setengah hatiku tak lagi mempercayaimu Tapi ada sejuta sesalku karna ku tak langsung menemuimu Harusnya ku sampaikan langsung dari mulutku                                                                                                                                  

Ketidakpastian

Ketidakpastian 17 Maret 2017 Oleh: Gregorius Hapsara Terombang-ambing ditengah ombak lautan Dihempas angin laut tergiring tak menentu Bertahan ditempa meski tak nampak pasti Bebaskan diri meski tak mampu berdiri Kencangnya angin koyakkan kayu tumpuan Satu-satunya harapan yang tampak kuat dan mampu bertahan Nyatanya? Tak ada jaminan akan pembebasan Meski demikian, dia berjuang sampai akhir kematian Hai sobat Aksara! Kali ini aku mau share tentang sebuah puisi berjudul "Ketidakpastian". Siapa sobat Aksara yang pernah mengalami hal ini? Saya rasa semua pasti pernah mengalami ya, namun hanya beda permasalahan yang dialami. Puisi kali ini merupakan intepretasi saya akan sebuah kondisi dimana saat itu saya sedang berjuang untuk impian besar saya setelah lulus kuliah, apalagi kalau bukan sebuah pekerjaan impian. Setelah kuliah, saya sempat vacuum kurang lebih 3 bulan setelah saya mengakhiri tugas saya bekerja sebagai tutor Bahasa Inggris disalah satu Se

Memori Hidup

Living for Unknown Memori Hidup 31 March 2019 Secangkir kopi menemani sendu malam ini Beri ruang kehampaan mengalir lewat setiap seduhnya Terasa pahit bak setiap kenangan yang terlintas Terasa melegakan saat hati iklas melepas Secangkir kopi penawar rindu sekaligus candu Candu akan sayup-sayup masa lalu Bawa jutaan memori bak ampas hitam yang bersemayam Tak mau lepas meski sudah ditelan dalam-dalam Memori hidup, sebuah bagian perjalanan yang tak terelakkan Pahit bak kopi namun banyak memberi arti Menempa diri untuk tetap berlari Sampai nanti sampai mati