Langsung ke konten utama

Ketidakpastian

Ketidakpastian
17 Maret 2017
Oleh: Gregorius Hapsara

Terombang-ambing ditengah ombak lautan
Dihempas angin laut tergiring tak menentu
Bertahan ditempa meski tak nampak pasti
Bebaskan diri meski tak mampu berdiri

Kencangnya angin koyakkan kayu tumpuan
Satu-satunya harapan yang tampak kuat dan mampu bertahan
Nyatanya? Tak ada jaminan akan pembebasan
Meski demikian, dia berjuang sampai akhir kematian


Hai sobat Aksara! Kali ini aku mau share tentang sebuah puisi berjudul "Ketidakpastian". Siapa sobat Aksara yang pernah mengalami hal ini? Saya rasa semua pasti pernah mengalami ya, namun hanya beda permasalahan yang dialami. Puisi kali ini merupakan intepretasi saya akan sebuah kondisi dimana saat itu saya sedang berjuang untuk impian besar saya setelah lulus kuliah, apalagi kalau bukan sebuah pekerjaan impian. Setelah kuliah, saya sempat vacuum kurang lebih 3 bulan setelah saya mengakhiri tugas saya bekerja sebagai tutor Bahasa Inggris disalah satu Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta, tepatnya bulan Oktober 2016. Lalu, saya harus membantu mengerjakan project keluarga karena pada saat itu saya mau memastikan sebelum sepenuhnya leaving dari Yogyakarta, semua urusan dirumah sudah clear dan saya bisa merantau dengan harapan restu orang tua. 

Setelah project keluarga tersebut selesai pada akhir pertengahan Desember, saya kemudian kehilangan arah hidup. Saya terombang-ambing oleh ketidakpastian yang menyebabkan saya depresi dengan kenyataan hidup. Saya harus menelan pil pahit karena saya tidak bergegas mencari pekerjaan melainkan fokus pada project keluarga. Sampai pada saat itu, saya berusaha membuat ratusan portfolio untuk diterima bekerja diberbagai perusahaan dengan bidang yang saya minati, NGO, jurnalistik, Freight Fowarding (Logistik), Sales dan Marketing, dan pilihan terakhir adalah pengajar. 
When I am seeing at You
Saya adalah lulusan pendidikan yang memang sampai sekarang belum menemukan passion untuk mengajar. Itulah mengapa saya menetapkan pilihan tersebut menjadi last option dalam perjalanan karir saya. Saya punya rencana lain terkait dengan karir saya menjadi seorang pengajar. Singkat cerita, saya berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang saya cari dan idamkan sesuai minat saya. Saya sempat memperoleh kesempatan wawancara dan psikotes, namun acapkali gagal. Mungkin belum jodohnya. Setidaknya dari ratusan yang saya kirimkan ada yang masih sempat dibaca dan mendapat undangan, itu hal sederhana yang menjadi harapan saya kala itu. 

Lama kelamaan saya jenuh juga, sampai hampir 6 bulan lebih dari kelulusan saya dari program Sarjana, saya masih belum mendapatkan pekerjaan yang saya harapkan. Saya terombang-ambing tak tentu arah hingga akhirnya saya menuliskan puisi tersebut. Sebuah puisi yang bagi saya menohok karena ditengah kepanikan, kegalauan, ketidakpastian yang saya alami, saya dituntut untuk tetap berjuang dan meyakini bahwa apa yang saya inginkan akan terwujud selama saya berusaha dan berdoa. 

Bulan Februari, saya beruntung karena saya sempat mendapatkan email untuk mengikuti test disalah satu perusahaan yang menjadi impian banyak orang. Namun, saat itu saya tidak bisa menghadiri proses tersebut karena saya mendapat email yang sangat mendadak, dan saya juga tidak yakin bisa lolos (Belum-belum udah nggak yakin, wkwkwk, Tolong jangan ditiru ya geng lur). Saya sempat kecewa, sedih, semua campur aduk saya sudah menyerah, saya sudah gagal, itu adalah hal yang terlintas dalam pikiran saya. Meski demikian, ada sebuah nikmat dalam setiap perjuangan karena banyak cerita yang tersematkan. Suatu ketika saya kembali mendapat panggilan telepon untuk berangkat ke Jakarta untuk mengikuti proses seleksi. Tekad, keyakinan, restu orang tua sudah saya dapatkan, saya bulatkan tekad untuk berangkat ke Jakarta. Saya hanya punya satu prinsip, maju untuk berjuang sampai titik darah penghabisan, ibarat perang saya siap maju digarda paling depan untuk mempertaruhkan apa yang sudah menjadi bagian dari impian saya. 

Finally, saya memperoleh kesempatan bekerja disana. Sebuah peristiwa yang membuat saya terharu dan juga merasa senang sekali. Dari ratusan ribu, saya merupakan salah satu yang mendapat kesempatan itu. Pada akhirnya, saya hanya meyakini satu hal, apa yang kita perjuangkan tidak akan pernah mengkhianati. Ketulusan dan kesabaran kita adalah tonggak untuk memperjuangkan yang ingin kita capai. Tak ada yang mustahil selama kita yakin dan percaya, apa yang kita usahakan akan membuahkan hasil. Meski tak tepat waktu, Dia punya waktu yang pas dan sangat tepat untuk kita! Stay positive stay strong everybody! Jika ada pengalaman serupa boleh share di kolom komentar yah. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Keyakinan

Cinta dan Keyakinan Oleh Gregorius Hapsara Kali ini ijinkan aku berbagi cerita tentang isi dari puisi yang aku buat kali ini. Mengapa pesannya begitu dasyat? Boleh aku cerita sedikit ya, peristiwa mencintai itu kadang tak lepas dari permasalahan keyakinan. Kadang keyakinan dan cinta adalah dua hal yang sangat bersebrangan. Kok bisa? Ya, banyak hubungan percintaan kandas karena keyakinan. I do not mean that keyakinan adalah penghalang. I mean ini merupakan hal yang memang nggak bisa dihindarkan dalam proses percintaan. Everybody knows it, right? Jadi, terkadang hal ini berat buat dilalui oleh sebagian orang, walaupun in fact banyak juga yang berhasil melalui tantangan khusus dari yang Kuasa ini. Kuncinya ada pada apa? Mengalahkah? Restu Orang Tua kah? Atau ada hal lain? Maybe one of you who were experiencing this problem wants to share I let you send me some comments! Anyway, berikut karya puisi aku itu yah. Yang kusebut dengan: CINTA DAN KEYAKINAN Mungkin malam itu ...

Menua!

Menua! 21 Juli 2019 Oleh: Gregorius Hapsara Parasmu masih pancarkan pesona Tak hilang meski kini kau semakin menua Apa gerangan yang buatmu pancarkan rona? Ah, pasti karena kau diciptakan dan dirawat sempurna Aku masih takjub meski kau tak lagi sanggup, berjalan kencang Aku masih kagum meski kau tak lagi mampu, menggendong beban Aku tersanjung karna kau masih memberikan kenyamanan ditengah keredupan Kau memang ciptaan yang sempurna Tak salah jika aku nobatkan kau dambaan Semoga ku dapat terus merawatmu Layaknya kau yang ciptakan beribu moment kebahagiaan Untukku dan orang-orang yang ku sayang Dari dulu hingga sekarang (*Disclaimer, saya telah melakukan perubahan mendasar pada puisi tersebut, sebelum saya mempostingnya, saya melakukan sedikit ubahan untuk membuatnya lebih sempurna untuk diresapi, intepretasi Anda bisa berbeda-beda, intepretasi puisi tersebut menurut penulis ada pada ringkasan dibawah ini) Siapa sih yang nggak mungkin menua? Semua...