Langsung ke konten utama

Menua!

Menua!
21 Juli 2019
Oleh: Gregorius Hapsara

Parasmu masih pancarkan pesona
Tak hilang meski kini kau semakin menua
Apa gerangan yang buatmu pancarkan rona?
Ah, pasti karena kau diciptakan dan dirawat sempurna
Aku masih takjub meski kau tak lagi sanggup, berjalan kencang
Aku masih kagum meski kau tak lagi mampu, menggendong beban
Aku tersanjung karna kau masih memberikan kenyamanan ditengah keredupan
Kau memang ciptaan yang sempurna
Tak salah jika aku nobatkan kau dambaan
Semoga ku dapat terus merawatmu
Layaknya kau yang ciptakan beribu moment kebahagiaan
Untukku dan orang-orang yang ku sayang
Dari dulu hingga sekarang

(*Disclaimer, saya telah melakukan perubahan mendasar pada puisi tersebut, sebelum saya mempostingnya, saya melakukan sedikit ubahan untuk membuatnya lebih sempurna untuk diresapi, intepretasi Anda bisa berbeda-beda, intepretasi puisi tersebut menurut penulis ada pada ringkasan dibawah ini)

Siapa sih yang nggak mungkin menua? Semua pasti akan tua pada akhirnya kan? Nah, kali ini saya akan sharing tentang siapa sih yang menua dalam puisi kali ini? Kali ini, saya mendedikasikan puisi untuk sebuah kendaraan yang resmi dipinang oleh keluarga saya beberapa tahun silam. Dia adalah keluarga saya yang baru yang sudah menemani perjalanan hidup keluarga saya dan tentu saja memberikan banyak kenangan manis dan pahit. Namanya PUG, ada yang bilang Peugeot. Kalau saya sekelurga menyebutnya Blue Noir atau Lion Heart aka Singa. 

Kisah ini berawal dari sebuah kendaraan impian keluarga yang sudah diidam-idamkan sejak lama. Maklum keluarga saya pada saat itu hanya memiliki kendaraan roda dua karena banyak hal yang lebih diprioritaskan dibandingkan sebuah kendaraan keluarga. Singkat cerita, kami bermimpi memiliki satu kendaraan yang nyaman, elegant, dan tetap enak dipandang ketika berkendara, dan merupakan keluaran E****. Entah kenapa, harus banget keluaran E****, bukan berarti sombong bukan juga karena kaya harta. Ini bak nazar sejak dulu kala, Bapak punya impian salah satu kendaraan dari Negeri Bavaria yakni 190E. Namun, belum juga terwujud sampai sekarang, doakan supaya kami bisa mendapatkannya suatu saat nanti, mungkin sebagai kado ulang tahun. Hehe. 

Sebelum bisa membeli seri E, beberapa tahun lalu, akhirnya kami putuskan untuk meminang PUG/Peugeot/Blue Noir/Lion Heart. PUG memang tak lagi muda, usianya saat ini sudah 19 tahun 7 bulan. Meski demikian, PUG adalah PUG yang tidak seperti kebanyakan kendaraan lain. Dia punya jiwa yang secara batin memiliki ikatan emosional yang kuat antara kami dan PUG sendiri. Banyak cerita dibalik PUG, mulai dari moment yang menyenangkan, menengangkan, mengharukan, dan yang menyedihkan juga ada. Disisi lain PUG juga menyisakan banyak moment pengorbanan tentunya dari sisi perawatan mengingat usianya yang hampir memasuki usia 20 tahun. Meski demikian, PUG sudah banyak menciptakan moment bersejarah dalam keluarga kami salah satunya karena impian untuk benar-benar meminangnya telah terwujud. 

PUG terlihat masih mempesona hingga saat ini, kenyamanannya memang tiada dua, handlingnya mantap dan tegas, pantas saja banyak yang melirik dan acap kali menawar untuk membeli. Meski demikian tak sedikit yang mengatakan sulit merawat mobil-mobil E**** karena partsnya mahal dan susah dicari, itu yang kadang membuat kami ciut nyali. Namun, tekad kami tidak mau berhenti pada omongan orang. Nyatanya, sampai saat ini kami masih bisa merawat PUG dengan baik. 

Seperti pada tiap baris pada puisi diatas, saya dan keluarga hanya berharap, bisa merawat PUG sampai seterusnya karena PUG memiliki cerita historis yang telah menjadi bagian dari hidup keluarga saya. PUG is always be our engineered to be enjoyed. 

***Ada sedikit cerita bahwa lambang PUG adalah Singa, dan Singa adalah penyelamat dalam cerita kehidupan keluarga kami, mengapa demikian?***

Jika Anda merasa sayang pada sesuatu yang Anda miliki, mulailah untuk menjalin kontak batin dengan benda/barang yang Anda miliki. I mean kontak batin bukan berarti menyembah dan menduakan Tuhan ya!!!! No, it's not!!! Mulailah untuk merawat, mencintai, memiliki seutuhnya karena sesuatu yang kalian rawat akan memberikan kenyamanan yang lebih untuk Anda sendiri. Selamat mengutarakan perasaan dengan cara Anda! Salam Candu Aksara!

The Lion Heart's rim

Blue Noir at the Wedding Ceremony



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Tak Sampai

Ketika Ingin Berucap Pada Dunia Pesan tak sampai Ditengah kesunyian dan kegalauan, 01 Juni 2016 Sejak itu aku selalu berusaha untuk mendekat Lewat caraku yang tergolong aneh dan lambat Kucoba mendekat layaknya sepotong surat Menyampaikan pesan lewat jutaan kalimat Pernah sekali waktu ku terkapar Ditengah hujan yang deras disertai ragu yang tak luntur Bimbang, tentang isi surat yang kukirim lewat kurir Akankah kau baca atau kau buang begitu saja Entah mengapa antara percaya dan tidak Hati ini mencoba menebak-nebak Semoga saja pesan itu tersampaikan adanya Tapi, mengapa begitu lama kau balas suratnya? Sejak itu pula aku mulai meragu Setengah hatiku tak lagi mempercayaimu Tapi ada sejuta sesalku karna ku tak langsung menemuimu Harusnya ku sampaikan langsung dari mulutku                                                                                                                                  

Ketidakpastian

Ketidakpastian 17 Maret 2017 Oleh: Gregorius Hapsara Terombang-ambing ditengah ombak lautan Dihempas angin laut tergiring tak menentu Bertahan ditempa meski tak nampak pasti Bebaskan diri meski tak mampu berdiri Kencangnya angin koyakkan kayu tumpuan Satu-satunya harapan yang tampak kuat dan mampu bertahan Nyatanya? Tak ada jaminan akan pembebasan Meski demikian, dia berjuang sampai akhir kematian Hai sobat Aksara! Kali ini aku mau share tentang sebuah puisi berjudul "Ketidakpastian". Siapa sobat Aksara yang pernah mengalami hal ini? Saya rasa semua pasti pernah mengalami ya, namun hanya beda permasalahan yang dialami. Puisi kali ini merupakan intepretasi saya akan sebuah kondisi dimana saat itu saya sedang berjuang untuk impian besar saya setelah lulus kuliah, apalagi kalau bukan sebuah pekerjaan impian. Setelah kuliah, saya sempat vacuum kurang lebih 3 bulan setelah saya mengakhiri tugas saya bekerja sebagai tutor Bahasa Inggris disalah satu Se

Memori Hidup

Living for Unknown Memori Hidup 31 March 2019 Secangkir kopi menemani sendu malam ini Beri ruang kehampaan mengalir lewat setiap seduhnya Terasa pahit bak setiap kenangan yang terlintas Terasa melegakan saat hati iklas melepas Secangkir kopi penawar rindu sekaligus candu Candu akan sayup-sayup masa lalu Bawa jutaan memori bak ampas hitam yang bersemayam Tak mau lepas meski sudah ditelan dalam-dalam Memori hidup, sebuah bagian perjalanan yang tak terelakkan Pahit bak kopi namun banyak memberi arti Menempa diri untuk tetap berlari Sampai nanti sampai mati